Sabtu, 07 Februari 2009

Leeming Feat DD Cakrawala On Religi

Leeming Band Yg Rencananya Tgl 17 Agustus 2009 mulai Produksi utk penggarapan album E.P terpaksa di Pending karena Arry Kieddis (Vocal) msh dalam kesibukan dan Cep Intan (Bassist) msh terbaring sakit… dan utk mengisi kevakuman maka leeming mengeluarkan single Lagu disaat menjelang bulan Ramadhan dengan menggaet D’yus (Vocalist Cakrawala) sbg Featuring…
 
BULAN SUCI
Assalamu'alaikum Yaa Habibie....
Kini Tiba Saatnya Kita Menjalani Bulan Suci Ramadhan
Siapkan Dirimu Dari Segala Godaan Yang Merusak Keimanan
Bulan Suci Penuh Berkah Menyambut Hari Yang Fitrah
Panjatkanlah Segala Do'a Tuk bersihkan Semua Dosa
Bulan Suci Penuh Rahmat Dan Hidayah Ampunan-Nya
Limpahkan Segala Puji Dan Syukur Hanya Untuk-Nya
 
YAA RAMADHAN
Ramadhan datang, bulan yang ku nantikan
Dan semua insan insan yang beriman
Di bulan ramadhan wajiblah kita berpuasa
Tarawih tadarus jadikan amalan
Semoga kita di bulan yang suci ini
Diberikan kekuatan dan serta kesabaran
Semoga kita di hapuskan segala dosa
Kita kembali suci tuk raih kemenangan
Di bulan ramadhan ada malam yang mulia
Lailatul qodar jadi impian…
Berdoalah kita kepadanya
Bersyukurlah pada yang kuasa
Bertakwalah kita kepadanya
Beribadahlah kita… Marhaban ya romadhon..
 
AZAB SEBUAH BENCANA
Dinginnya Malam Menusuk Dalam Tubuhku
Di Kegelapan Kami Mencari Cahaya-Mu
Memohon Ampunan-Mu.. Yaa Allah
 Bencana Bencana Telah Engkau Tunjukan
Bumi Pun Kini Sering Engkau Goncangkan
Ulah Manusia Yang khilaf
Azab Tuhan Telah Menghukum Kita Semua
Karena Kita Mungkin telah Menjauh Dari-Nya
Kewajiban Sering Kali Kita Melalaikan
Hingga Tuhan Murka Dengan Sifat Sifat Kita
Ampuni.. Ampunilah kami Ampuni..
Ampunilah kami... Yaa Allah....
Laa Ilaaha Ilallah....
 
Atau Bisa Juga Dilihat Disini:
http://leemingonline.blogspot.com
Lagunya Kini Udah Bisa DI Request Juga Di Radio Indie Online (IRO) Mania, Klik Disini: http://indiemania.com/?p=377
Vocal Dheyus Zain
Bass Intan Lee
Guitar Ewink
Drum/Kajon Obey
Biola Ricky & Dendy

Jumat, 06 Februari 2009

Bass Musicman Ernie Ball Stingray5

 
BODY : HARDWOOD
 
PICKGUARD : WHITE PEARLOID
Model:
StingRay 5
Size:
13-3/8" wide, 1-3/4" thick, 45-3/4" long (34.0 cm wide, 4.5 cm thick, 116.2 cm long)
Weight:
10 lbs (4.54 kg) - varies slightly
Body Wood:
Select hardwood
Body Finish:
High gloss polyester
Bridge:
Standard - Music Man® chrome plated, hardened steel bridge plate with stainless steel saddles; Optional - Piezo bridge with nickel plated brass saddles
Pickguard:
Standard - Black or White; Optional - Shell, White Pearloid, Vintage White Pearloid, or Black Pearloid.
Scale Length:
34" (86.4 cm)
Neck Radius:
11" (27.9 cm)
Headstock Size:
Only 9" (22.9 cm) long
Frets:
22 - High profile, wide
Neck Width:
1-3/4" (44.5 mm) at nut 2-3/4"" (69.9 mm) at last fret
Neck Wood:
Select maple neck
Fingerboard:
Fretted - maple or rosewood; Fretless - Pau Ferro with or without inlaid fretlines; Stealth - Ebony Fretted or Fretless
Neck Finish:
Gunstock oil and hand-rubbed special wax blend
Neck Colors:
Standard - Natural; Optional - Matching painted headstock
Tuning Machines:
Schaller BM, with tapered string posts
Truss Rod:
Adjustable - no component or string removal
Neck Attachment:
6 bolts - perfect alignment with no shifting
Electronic Shielding:
Graphite acrylic resin coated body cavity and aluminum lined pickguard
Controls:
Single Pickup, 3-band active preamp; vol, treble, mid, bass; Dual Pickup, 3-band active preamp; vol, treble, mid, bass; Piezo 3-band active preamp: vol, mag/piezo pan, treble, mid, bass
Switching:
Single Pickup - 3-way lever pickup selector; Dual Pickup - 5-way lever pickup selector
Pickups:
Standard - Music Man® humbucking with alnico pole pieces and hum canceling phantom coil; Optional - Dual Humbucking with alnico pole pieces; Optional - Humbucking/Single coil with alnico pole pieces
Left Handed:
Yes
Strings:
45w-65w-80w-100w-130w (Regular Slinky Bass #2836)

Rabu, 04 Februari 2009

Indie ROCK

Tahun 1950an - awal 1960an
1. Rock n Roll
Adalah genre musik yang berkembang di Amerika Serikat di akhir tahun1940-an, dan mencapai puncak kepopuleran di awal tahun 1950-an. Dari Amerika Serikat, genre musik ini tersebar ke seluruh dunia. Rock and roll melahirkan berbagai macam subgenre yang secara keseluruhan dikenal sebagai musik rock.
Ciri khas rock and roll adalah pada ketukan (beat) yang biasanya dipadu dengan lirik. Rock and roll menggunakan beat yang didasarkan salah satu ritme musik blues yang disebut boogie woogie ditambah aksen backbeat yang hampir selalu diisi pukulansnare drum. Versi klasik dari rock and roll dimainkan dengan satu atau dua gitar listrikgitar bas listrik, dan drum set. Perangkatkibor sering dimainkan sebagai alat musik tambahan. Bila dimainkan dengan dua gitar listrik, gitar listrik yang dimainkan untuk memberi melodi disebut guitar lead, sedangkan gitar untuk memberi ritme dan harmoni disebut gitar ritmeSaksofon sering dijadikan instrumen melodi pada gaya rock and roll awal tahun 1950-an, tapi digantikan perannya oleh gitar elektrik di pertengahan tahun 1950-an. Di akhir tahun 1940-an, bentuk awal rock and roll bahkan memakai piano sebagai instrumen melodi. Salah satu cikal bakal rock and roll adalah musik boogie woogie dengan piano sebagai melodi, seperti permainan musik berbagai kelompok big band yang mendominasi dunia musik Amerika dekade 1940-an. Kepopuleran rock and roll secara massal dan mendunia ternyata menimbulkan dampak sosial yang tidak terduga. Rock and roll bukan saja mempengaruhi gaya bermusik, tapi sekaligus gaya hidup, gaya berpakaian, dan bahasa. Selain sukses di dunia musik, bintang-bintang di periode awal rock and roll juga sukses di dunia film dan televisi. Elvis Presley, misalnya merupakan bintang rock and roll yang sukses sebagai bintang film dan televisi.
Istilah slang "rock and roll" sering dipakai orang berkulit hitam untuk menyebut "hubungan seks". Penyanyi wanita Trixie Smithpertama kali menggunakan istilah "rock and roll" dalam lagu "My Baby Rocks Me With One Steady Roll" yang diedarkan tahun 1922.
2. Progressive Rock
atau sering disingkat prog adalah jenis musik yang mulai berkembang pada akhir dekade 60-an dan mencapai masa jayanya di tahun 70-an, menggabungkan elemen-elemen dari rockjazz danmusik klasik. Kadang pengaruh dari blues dan musik tradisionaljuga terasa.
Berawal dari eksperimentasi musisi rock saat itu, diinspirasi olehThe Beatles dan The Beach Boys mereka mulai menggabungkan musik tradisional, musik klasik dan jazz ke dalam komposisi mereka. Beberapa band progressive rock terkemuka adalah Yes,King CrimsonUKPink Floyd dan Genesis dari sekitar tahun 1969, Rush dari tahun 70-an dan Marillion, Dream Theater dari 80-an.
 
Seperti halnya aliran-aliran musik yang lain, adalah sangat sulit untuk mendefinisikan musik rock progresif secara tepat. Karena inilah terdapat banyak perdebatan mengenai apakah satu kelompok musik prog atau tidak. Namun ada beberapa ciri khas musik prog yang biasanya dapat ditemui dalam karya-karya musisi prog. Di antaranya adalah ritme yang tidak konvensional (bukan 4/4 atausinkopasi), penguasaan alat musik yang mahir dengan permainan solo yang rumit, dan lagu-lagu yang panjangnya melebihi normal (lebih dari 5 menit, biasanya sekitar 12-20 menit atau bahkan lebih panjang).
Banyak grup progressive rock yang menerbitkan satu album dengan lagu-lagu yang bertemakan sama atau sambung-menyambung menceritakan satu cerita (disebut album konsep). Contoh-contoh album konsep di antaranya adalah Metropolis 2: Scenes from a Memory dari Dream Theater dan The Lamb Lies Down on Broadway dari Genesis. Banyak pula group musik progressive saat ini yang mulai keluar dari stigma musik progressive sebagai genre dan kembali ke pemikiran inti musik progressive sebagai pandangan yang amat sangat kuat dipengaruhi pandangan Jazz.
Beberapa kelompok musik progressive rock asal Indonesia adalahDiscus dan Kekal.
Tahun 1970an
1. Psychedelic Rock
Adalah salah satu jenis dari musik rock yang mencoba untuk menggambarkan orang yang sedang kecanduan[1]. Pada umumnya mereka terdiri dari alat musik gitar elektrik, khususnya yang hanya memiliki 12 string yang dijadikan sebagai 'jangle'-nya; menampilkan pula efek yang dibuat dalam suatu rumah studio.
2. Hard Rock
Hard rock sangat dipengaruhi oleh musik blues. Tangga nada pentatonik yang khas blues adalah tangga nada yang paling sering dipakai dalam hard rock. Berbeda dari rock and roll tradisional yang mengambil unsur-unsur blues lama, hard rock memasukkan unsur-unsur blues Britania yang memakai alat musik modern, seperti: gitar listrik, drum, kibor, dan bass listrik. Hard rock tidak terbatas hanya pada memainkan akord I, IV, dan V yang lazim pada blues dua belas birama atau blues enam belas birama, melainkan juga memainkan akord-akord yang lain, terutama akord mayor dari tangga nada minor.
Tahun 1960
Grup musik rock Britania Raya seperti Cream, The Rolling Stones, The Yardbirds, The Who, dan The Kinks memodifikasi rock and roll dengan memperkeras suara, memberi riff gitar yang lebih berat, serta pukulan drum dan vokal yang semakin bertenaga. Musik yang mereka mainkan menjadi dasar bagi hard rock. Bentuk awal hard rock bisa didengar dalam lagu-lagu seperti "You Really Got Me" dari The Kinks, "Happenings Ten Years Time Ago" dari The Yardbirds, "My Generation" dan "I Can See for Miles" dari The Who, serta "Revolution" dan "Helter Skelter" dari The Beatles.
 
Pada saat yang bersamaan, Jimi Hendrix memainkan bentuk psychedelic rock yang dipengaruhi blues, dan menggabungkan unsur-unsur jazz, blues, dan rock and roll. Bersama-sama dengan Dave Davies dari The Kinks, Pete Townshend dari The Who, Eric Clapton dari Cream, dan Jeff Beck dari the Yardbirds, Jimi Hendrix termasuk salah seorang gitaris yang pertama kali bereksperimen dengan pedal efek.
Hard rock muncul dibawa grup-grup musik Britania Raya dari akhir tahun 1960-an, seperti Led Zeppelin yang mencampur musik dari era awal band rock Britania dengan bentuk blue rock dan acid rock yang lebih keras. Deep Purple berkontribusi dalam merintis genre hard rock melalui album-album awal mereka, Shades of Deep Purple (1968), The Book of Taliesyn (1968), dan Deep Purple (1969). Album keempat, In Rock (1970) mengangkat nama Deep Purple ke puncak kepopuleran. Album pertama Led Zeppelin yang juga diberi nama Led Zeppelin dan Live at Leeds (1970) dari The Who berisi contoh lagu-lagu dari era awal hard rock. Unsur-unsur blues bisa didengar dari lagu-lagu mereka, dan beberapa di antaranya adalah lagu-lagu dari pemusik blues terkenal yang dinyanyikan ulang.
Tahun 1970-an
Pada tahun 1970, Led Zeppelin mengeluarkan album ketiga, Led Zeppelin III yang lebih condong ke folk rock dibandingkan album kedua mereka.
Deep Purple terus membawa perubahan dalam hard rock melalui album Machine Head (1972). Dua lagu dari album tersebut, "Highway Star" dan "Smoke On The Water" riff utamanya menjadikan kedua lagu tersebut sebagai lagu Deep Purple yang paling dikenal.
Sepanjang dekade 1970-an, hard rock berkembang menjadi beberapa subgenre. Alice Cooper mempopulerkan heavy metal dalam album School's Out. Pada tahun berikutnya, Aerosmith, Queen, dan Montrose masing-masing merilis album yang diberi nama sama dengan band mereka. Pada tahun 1974, Bad Company dan Rush masing-masing merilis album perdana mereka. Nazareth memainkan hard rock campuran dalam album laris Hair of the Dog (1975).
Pada tahun 1978 muncul Van Halen yang menampilkan gitaris terampil Eddie Van Halen. Pada tahun berikutnya, AC/DC merilis album Highway to Hell. Walaupun musik mereka berdasarkan pada rhythm & blues dan hard rock tahun 1970-an, AC/DC secara eksplisit menyebut musik mereka sebagai heavy metal.
 
3. Punk Rock
Punk rock adalah gerakan musik rock anti-establishment yang berasal dari Amerika Serikat, Australia, dan Inggris sekitar tahun 1974-1975, dipelopori oleh kelompok-kelompok seperti Ramones, Sex Pistols, The Damned, dan The Clash.
 
Kelompok punk sering meniru struktur musik sederhana seperti musik garage rock dari tahun 1960-an. Biasanya mereka terdiri dari satu drum kit, satu atau dua electric guitar, satu electric bass, dan vocals. Drums biasanya hanya memiliki satu snare drum, satu tom, satu floor tom, satu bass drum, hi-hats, satu atau dua crash cymbal dan satu ride cymbal.
Istilah punk rock dicetuskan oleh Dave Marsh untuk menggambarkan musik ? and the Mysterians dalam majalah Creem.
4. Heavy Metal
Adalah sebuah aliran musik rock yang berkembang pada 1970-an. Aliran musik ini mengutamakan gitar yang cukup banyak.
Steppenwolf
Heavy metal ditemukan oleh Band veteran Tahun 60'an Steppenwolf, dalam lagu klasiknya yang berjudul 'Born To Be Wild' (ada di baris kedua bait kedua, "dasar maniak barang remeh-remeh!").
"I like smoke and lightning Heavy metal thunder Racin' with the wind And the feelin' that I'm under".
Tapi istilah itu belum dipakai secara tepat sampai pada tahun 1970, ketika Black Sabbath merilis album perdana klasik mereka yang berjudul ' Paranoid'. Cukup banyak band Heavy metal.
Dari tahun 1960-an atau bisa disebut Blues Rock seperti Led Zeppelin, AC/DC Classic metal dan disekitar 60an sampai 70'an atau disebut Classic Rock seperti Black Sabbath, Blue Oyster Cult, Deep Purple, Alice Cooper. Permainan Classic metal dimainkan kadang dengan Organ. Musiknya dikendalikan olehriff yang lebih sering dimainkan dalam tangga nada minor. Vokalisnya juga terpengaruh oleh Led Zeppelin kecuali Bapak metal Ozzy Osbourne yang dipengaruhi oleh Sirene udara.
5. Hard Core Punk
Hardcore merupakan salah satu subgenre dari punk rock yang berasal dari Amerika Utara dan UK diakhir tahun 1970an. Sound baru ini yang merupakan ciri khas musiknya secara umum yaitu: suara gitar yang lebih tebal, berat dan cepat dari musik punk rock awal.[1] Tipikal lagu biasanya sangat pendek, cepat dan keras, selalu membawakan lagu tentang politik, kebebasan berpendapat, kekerasan, pengasingan diri dari sosial, straight edge, perang dan tentang sub-kultur hardcore itu sendiri.
 
Tahun 1980
 
1.Rock Alternative
Rock alternatif (bahasa Inggris: Alternative rock, disebut juga musik alternatif atau hanya alternatif) adalah aliran musik rock yang muncul pada tahun 1980-an dan menjadi sangat populer di tahun 1990. Nama "alternatif" ditemukan pada tahun 1980 untuk mendeskripsikan band-band punk rock yang tidak sesuai dengan aliran punk rock pada masanya. Sebagai jenis musik yang spesifik, rock alternatif mempunyai sub-aliran yang bervariasi, dari musik indie yang bermulai pada tahun 1980 dan menjadi populer pada tahun 1990; seperti indie rock, grunge, gothic rock, dan college rock. Aliran-aliran tersebut terkonsolidasi dengan ciri khasnya masing-masing.
Walaupun aliran alternatif terhitung sebagai aliran rock, tapi beberapa sub-alirannya terpengaruh oleh musik rakyat, reggae, musik elektronik, dan jazz. Dalam periode tertentu, istilah rock alternatif digunakan untuk menyebut musik rock dari band underground pada tahun 1980an, punk rock (termasuk punk itu sendiri), dan untuk musik rock itu sendiri pada tahun 1990an dan 2000an.
2.Speed Metal
Speed metal adalah genre musik yang muncul di akhir 1970-an dan merupakan pendahulu thrash metal. Musik ini adalah versi lebih cepat dari musik yang dimainkan oleh Black Sabbath, Led Zeppelin, dan Deep Purple. Speed metal mulai terkenal lewat band-band NWOBHM. Banyak band speed metal juga dapat disebut band thrash dan power metal.
Beberapa contoh awal adalah lagu-lagu "Highway Star" dan "Speed King" oleh Deep Purple dan "Paranoid" oleh Black Sabbath.
3.Avant-garde Metal
Avant-garde metal atau experimental adalah salah satu genre dari heavy metal. Beberapa pelopor genre ini adalah Celtic Frost, Fleurety, dan Ved Buens Ende.
Berbeda dengan progressive metal di mana percobaan dilakukan terutama dalam complex rhythms dan struktur lagu dan mempertahankan instrumen traditional, avant-garde metal menggunakan suara-suara yang tidak lazim. Banyak band avant-garde metal memiliki hubungan dengan band-band black metal.
 
Dan selanjutnya banyak dan banyak lagi genre-genre musik Rock/Cadas lainya seiring perkembangannya yang sangat panjang untuk di ceritakan. Maka apabila ada di antara SaudaraKu yang ingin berbagi informasi tentang perkembangan musik Rock saya sangat menghargainya... thx...

Selasa, 03 Februari 2009

Support Your Local Indie Movement!!

Sejarah musik selalu diwarnai oleh terobosan-terobosan baru pada setiap jamannya. Terobosan-terobosan ini senantiasa berporos pada prinsip menghadirkan tawaran alternatif terhadap budaya mainstream di setiap masanya. Industri musik indie muncul di Amerika sejak tahun 1920an. Di masa itu ada beberapa label-label rekaman kecil mencoba menandingi label-label besar.

Awal tahun 60an, Elvis Presley berhasil menggemparkan dunia musik. Elvis sukses merubah paradigma bermusik di Amerika dengan musik rock ‘n roll-nya (adaptasi musik blues dan jazz kulit hitam). Pada jaman itu juga, lorong-lorong bawah tanah stasiun kereta (subway) disulap menjadi panggung-panggung pertunjukan oleh para seniman-seniman di Paris, Perancis. Para seniman itu mencoba mendekatkan diri langsung dengan massa, menentang pola berkesenian elitis ala seniman mainstream. Bahkan puisi, teater, musik, dan produk kesenian lainnya pada massa itu sarat dengan nuansa kritis. Karena tempat pertunjukannya yang berada di bawah tanah, lahirlah istilah underground.
Perubahan di atas harus dilihat selaras dengan fenomena sosial yang sedang terjadi. Tahun 50 sampai 60an adalah masa pemulihan pasca perang dunia II dan masa awal perang dingin. Krisis ekonomi menghinggapi hampir semua negara di dunia. Pengiritan sektor industri menjadikan kelas-kelas pekerja makin jauh dari taraf kesejahteraan. Mendapatkan hiburan seperti opera dan pertunjukan musik klasik adalah sebuah hal yang mustahil bagi kelas pekerja. Mau tak mau mereka harus menciptakan alternatif-alternatif hiburannya sendiri. Fenomena underground di Paris, musik alternatif di Amerika (blues, jazz, dan rock ‘n roll), serta skin head di Inggris harus dilihat sebagai bentuk-bentuk alternatif dalam bermusik di jaman itu.
Masa Flower Generation
Selanjutnya dunia masuk dalam masa perang dingin. Pertarungan dua ideologi yang bertolak belakang menyeret masyarakat dunia dalam perang dingin penuh intrik, persaingan, dan konflik. Kejenuhan akan korelasi antara perang dingin dan kehidupan keseharian melahirkan semangat Do It Yourself (DIY). Semangat DIY menjadi semboyan utama Flower Generation, sebutan buat generasi di pertengahan 60an sampai 70an.
Semangat DIY ini juga diadaptasi dalam dunia musik. Semangat untuk membuat gaya sendiri, label sendiri, dan musik sendiri benar-benar tumbuh di jaman itu. Wajar jika banyak musik-musik alternatif yang ada hari ini lahir dan berkembang pada era 70an. Sebut saja beberapa genre besar seperti punk, rock ‘n roll, rock, metal, ska, reggae, dll.
Sex Pistols adalah salah satu band yang pantas disebut mewakili masa flower generation. Band punk ini melahirkan lirik-lirik anti kemapanan, juga aksesori nyelenehnya yang kental nuansa kritik sosialnya. Seperti penggunaan sepatu boot yang merupakan bentuk protes terhadap kekerasan militer dan perang. Lain lagi style rambut mowhawk yang diadaptasi dari suku-suku Indian. Hal ini guna menunjukan keberpihakan kepada kaum marjinal (Indian tersingkir karena kedatangan imigran Eropa di Amerika). Begitu juga dengan aksesori rantai lengkap dengan gembok yang dipopulerkan Sid Vicious (basis Sex Pistols). Sid mengkritik Kerajaan Inggris dan budaya feodalnya yang dinilai mengekang kebebasan individu. Puncaknya adalah cover album Sex Pistols yang sangat legendaris, menampilkan sosok Ratu Elizabeth dengan tindikan peniti di hidungnya.
Bukan hanya itu, Woodstock (pagelaran musik) di Amerika pada tahun 1969 mengambil tema “Make Peace Not War”. Tema ini adalah bentuk protes terhadap perang Vietnam. Atau lirik fenomenal dari Bob Marley yang berseru ‘Emancipate your self, from mental slavery’. Inilah deretan bentuk perlawanan flower generation. Bukan hanya sekedar menyuguhkan musik alternatif, tapi juga sarat akan muatan sosial. Selain itu masih banyak band lain yang kelak menjadi influence band-band di masa setelahnya. Sebut saja Rolling Stones, The Clash, The Ramones, Deep Purple, Led Zeppelin, Black Sabath, dll.
Sejarahnya di Indonesia
Musisi Indonesia banyak mengadopsi budaya barat dalam berkarya. Sebagai negara bagian dunia ketiga, kita memiliki banyak ketertinggalan dalam soal ekonomi dibanding dengan negara-negara maju. Akhirnya musik kelas bawah di belahan utara bumi diadaptasi oleh kelas menengah di Indonesia. Karena kelas menengah memiliki kesempatan lebih untuk mengintip perkembangan dunia musik luar negeri ketika itu.
Tak heran Presiden Soekarno kala itu pernah memenjarakan Koes Plus, karena musiknya dituduh identik dengan budaya kapitalisme internasional. Soekarno dengan padangan politiknya melihat musik Koes Plus bukan hal yang penting bagi kelas bawah di Indonesia. Koes Plus juga tak salah jika mengadaptasi musik yang menurut mereka mengekspresikan kebebasan.
Pada tahun 70an perkembangan musik di belahan utara bumi melaju cepat, memacu juga perkembangan musik di tanah air. Guruh Gipsy, Gang Pegangsaan, God Bless, Giant Step, Super Kid, The Rollies, dll adalah sederet nama yang bisa disebut sebagai peletak pondasi musik Indonesia pada masa kontemporer. Secara musikalitas mereka adalah maestro-maestro dunia musik Indonesia. Mereka juga mempopulerkan semangat kemerdekaan (independent / indie) dalam berkarya. Walau pada jaman itu belum ada manajemen musik yang cukup bagus, tapi dengan pengalaman seadanya mereka mulai bekerja sama membangun jaringan. Hal itu dilakukan guna meluaskan musik mereka. Tercatat pula Majalah Aktuil, banyak membantu perkembangan musik pada masa 70an. Melalui tulisan dan peran aktif individu-individu di dalamnya, Aktuil mempromosikan band-band pada jaman itu.
Tetapi isu-isu sosial belum dianggap penting untuk dibicarakan dalam lirik-lirik mereka. Kalaupun ada, belum menjadi sesuatu yang dominan. Bahkan beberapa grup band (utamanya rock) masih suka memainkan karya-karya band luar negri. Ekspresi kemerdekaan akhirnya hanya menjadi penghias keseharian, gaya hidup bebas ala musisi rock pun menjadi pilihan mereka.
Pada periode 1990an, perkembangan musik underground semakin pesat. Booming Sepultura dan Metalica menginfluence anak-anak muda Indonesia. Berhadapan dengan industri mainstream yang didominasi oleh rock melayu dan artis wanita, maka jalur underground-lah yang dipilih. Dengan berbasiskan komunitas serta mengandalkan fanzine (buletin-buletin), budaya underground semakin meluas. Dimulailah pembangunan scene-scene musik alternative di masa itu.
Kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Malang, dan Jogjakarta menjadi tempat berkembangnya komunitas-komunitas underground. Pada masa itu musik metal menjadi sebuah suguhan altenatif. Selain itu banyak band mulai berani berekspresi dengan menempatkan isu-isu sosial dalam lirik-liriknya.
PAS band memulai tradisi merilis album secara indie. Album mereka “Four Through The SAP” terjual lebih dari 5000 copy. Selanjutnya banyak band metal dan rock lain memakai metode indie. Tercatat nama-nama seperti Puppen, Koil, Burger Kill, Rotten To The Cure, dll di masa-masa awal perkembangan musik Indie kontemporer Indonesia.
Ada sekian banyak album, termasuk album-album kompilasi yang dirilis bersama oleh band-band pada jaman itu. Mereka terbantukan dengan pembangunan komunitas-komunitas musik. Begitu juga dengan fanzine (buletin) yang berfungsi untuk mempromosikan hasil karya mereka. Panggung-panggung kecil juga kerap digelar di kafe-kafe. Hal ini selaras dengan pembangunan industri kreatif kaum muda lainnya, seperti clothing dan distro.
Istilah Indie baru populer di pertengahan tahun 1990an. Awalnya Indonesia lebih mengenal istilah underground bagi musik yang ‘lari’ dari trend budaya mainstream. Perkembangan musik luar yang menghasilkan beberapa varian-varian baru seperti grunge, brit pop, hip-hop, melodic punk, dll. Hal ini menyeret anak-anak muda Indonesia pada sekian banyak pilihan bermusik. Selanjutnya di kota-kota besar, banyak bermunculan band-band serta komunitas-komunitas dengan varian musik yang beragam. Sejak saat itu istilah underground mulai digantikan dengan istilah indie. Mungkin istilah underground dirasa terlalu identik dengan musik metal. Maka istilah indie dengan kesan yang lebih modern mulai lazim digunakan.
Pure Saturday menjadi pionir band-band dengan aliran selain metal yang membuat album rekaman sendiri. Grup band ini tercatat mencetak album pertamanya pada tahun 1995 dengan tajuk “Not A Pup E.P”. Keberhasilan mencetak album ini lantas diikuti oleh sederet nama lain seperti Waiting Room, Pestol Aer, Toilet Sound, dll.
Selanjutnya booming Indie semakin menjadi, ketika Mocca (band Swing Pop asal Bandung) sukses menembus angka di atas 100.000 copy dalam penjualan kaset mereka. Keberhasilan Mocca, turut membawa dampak bagi perkembangan musik indie. Selanjutnya deretan nama seperti Puppen, Shaggy Dog, Superman Is Dead, Rocket Rockers, Superglad, dll mencuri perhatian para penikmat musik.
Bahkan beberapa nama di atas, mendapat kontrak dari label-label rekaman besar. Kontrak ini sempat menjadi perdebatan di scene-scene indie. Sebagian dari para scenester menganggap hal ini sebagai pengkhianatan terhadap idealisme independent. Sebagian lagi menganggap ini sebagai peluang memperkenalkan musik mereka secara massal.
Terlepas dari perdebatan-perdebatan tersebut, musik indie tetap mendapatkan tempat di dunia musik Indonesia. Beberapa band seperti The S.I.G.I.T, The Upstairs, The Brandals, The Milo, Bangku Taman, Efek Rumah Kaca, Teenage Dead Star, Seek Six Sick, The Adams, White Shoes And The Couple Company, dan Goodnight Electric mendapatkan tempatnya di hati para penikmat musik. Terakhir delapan album rilisan band dan label indie masuk dalam jajaran 20 album terbaik versi Rolling Stone tahun 2008. Ini membuktikan bahwa kualitas musik band-band Indie di Indonesia sangat baik. Karena mampu bersaing dengan karya band dan label besar (mainstream).
Bahkan dalam hal penyebaran karya, mereka sangat maju. Ketika industi musik mainstream berteriak soal bajakan, beberapa band Indie di Indonesia dengan bangga membagi-bagikan cd album mereka secara gratis. Metode yang bertolak belakang dengan keinginan para produser musik mainstream.
KOIL merilis album “Black Shines On”, membagikannya sebagai bonus Majalah Rolling Stone Indonesia. Langkah ini diikuti oleh Naif dan Rosewood. Sebelumnya The Upstairs melepas lagu mereka secara gratis lewat situs Myspace. Langkah ini meniru band-band luar negeri (Radiohead, Coldplay, dan Metallica).
Semangat-semangat perlawanan juga masih terdengar dalam lirik-lirik band indie di Indonesia. Terakhir kita dengar Efek Rumah Kaca yang lugas dalam merekam realitas sosial. Lagu ‘Di Udara’ misalnya, bercerita soal kematian Munir. Selanjutnya ada ‘Cinta Melulu’, yang mengkritik soal budaya latah musisi Indonesia dalam membuat lirik-lirik lagu cinta. Hits lainnya ‘Jalang’, mengkritik kebijakan UU Pornografi dan Pornoaksi.
Ras Muhammad dengan musik reggae-nya pantas juga disebut sebagai musisi indie yang concern berbicara soal realitas-realitas sosial. Belum lagi jika menyebut beberapa band punk seperti Marjinal dan Bunga Hitam yang hampir setiap lirik lagunya berbau kritik sosial. Hal yang sama juga masih dilakukan oleh band-band lain, seperti Burger Kill, KOIL, Seringai, Komunal, dll. Untuk band-band seperti ini kita pantas mengucap salut. Mereka benar-benar mengadopsi idealisme indie dalam bermusik. Idealisme yang bukan hanya sekedar dimaknai dalam proses distribusi dan produksi kaset / cd, tapi juga dalam karya mereka yang jujur dalam merekam realistas sosial.
Tantangan Musik Indie
Ada beberapa tantangan nyata bagi musik indie. Pertama adalah komoditifikasi indie. Banyak perusahan laba menangkap booming indie dan sekedar memanfaatkannya sebagai alat promosi. Tak ada salahnya untuk sekedar bekerja sama selama prinsip-prinsip indie tetap di tampilkan dalam setiap event. Menjadi salah jika prinsip-prinsip itu tak lagi diperhatikan.
Contoh kasus sering muncul acara-acara seperti festival musik indie. Padahal musik indie muncul bukan untuk diperlombakan. Karena ketika diperlombakan akan ada pembatasan-pembatasan dalam berekspresi, akhirnya kesubjektifan tim penilai yang menjadi penentunya.
Seharusnya penentu utama dalam musik indie adalah para musisi itu sendiri. Hal tadi sesuai dengan semangat Do It Yourself yang dikibarkan oleh flower generation. Bentuk event yang seharusnya dilakukan adalah bentuk-bentuk pagelaran musik tanpa nuansa kompetisi. Event yang dicreate dengan semangat kolektif dan berbasiskan kerjasama antar komunitas-lah yang seharusnya dibuat oleh para pelaku musik indie. Event seperti ini bisa menjadi ajang promosi karya band-band indie.
Tantangan yang kedua adalah kekonsisitenan dalam memunculkan budaya tandingan (counter culture). Sejarah musik selalu diwarnai dengan benturan-benturan antara budaya mainstream dan budaya alternatif. Indie sendiri adalah sikap atau idealisme yang sangat identik dengan budaya alternatif. Menjadi sangat di sayangkan jika produk-produk musik yang berasal atau mengaku dari dunia indie menjadi serupa dengan produk budaya mainstream.
Saat ini kita dihadirkan band pop menye-menye ala ST 12, Kangen Band, dkk. Sebaiknya band yang memilih musik indie sebagai jalur bermusik menghasilkan produk yang berbeda dengan band-band mainstream tersebut. Sehingga bukan hanya jalur indie yang membedakan tapi hasil karya juga membedakannya.
Yang harus diwaspadai adalah munculnya generasi baru dengan cekokan lirik ‘cinta melulu’ ala band pop menye-menye. Sangat disayangkan jika generasi ini menjadi terpisahkan dengan realitas-realitas sosial di sekitarnya. Bukankah aneh jika jalur indie yang pada pembangunannya tidak terlepas dari konstruksi-konstruksi sosial di sekitarnya, malah makin menjauh dari realitas sosial dan sejarah terbentuknya.
Kunci kesuksesan band-band di era 70an adalah nalar eksplorasi musik yang tinggi sehingga bisa menciptakan berbagai genre. Selain itu mereka mampu meramu lirik yang berasal dari pengalaman pribadi dan konteks-konteks sosial di sekitarnya. Sebaiknya tradisi-tradisi untuk berempati, peduli, berkolektif, dan sederet budaya positif lainnya harus direkam dalam lirik-lirik musik indie. Semangat menciptakan atau mengeksplorasi hal-hal baru dalam bermusik juga harus dipelihara oleh musisi-musisi indie. Sehingga generasi yang kelak muncul, sudah terbiasa dengan tawaran-tawaran alternatif dalam bermusik sejak dini.
Kedua tantangan tadi yang harus terus menerus dijawab oleh musisi indie pada masa kini. Sehingga semangat memunculkan budaya tandingan (counter culture) yang merupakan basis utama pembentukan jalur Indie tetap terjaga.
Support Your Local Indie Movement!!

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda